SIKAP SEKRETARIS DALAM
DUNIA BEKERJA
1. Accuracy (ketelitian)
Sekretaris
harus membiasakan diri untuk bersikap teliti dan hati-hati dalam
bekerja; Misalnya hati-hati dalam
berbicara, menghitung dan sebagainya. Bila
seorang sekretaris tidak teliti dalam
bekerja akan mengakibatkan dua
kemungkinan :
a
Pimpinan
yang teliti akan menemukan banyak kesalahan dan terpaksa harus meneliti kembali
hasil pekerjaan sekretarisnya. Hal ini membebani pimpinan
. b.
Pimpinan yang tidak teliti, akan terjerumus salah: berarti sekretaris
membuat
gagal
pimpinanya.
Untuk memiliki sikap ketelitian,
sekretarisharus latian membiasakan diri
berkosentrasi pada pekerjaan yang
dihadapinya
.2. Follow
through (melaksanakan pekerjaan secara sempurna)
Mampu bekerja secara sempurna dan tuntas
dari awal sampai akhir, tanpa banyak
instruksi, pimpinan cukup hanya memberi
inti atau pokok permasalahannya saja,
maka si sekretaris mampu mengerjakan
keseluruhan bagian dari tugas ini. Untuk
dapat bersikap follow through, sekretaris harus detail minded, artinya mau
memperhatikan, mengingat-ingat dan
melaksanakan unit-unit yang sekecil-
kecilnya dari suatu pekerjaan/masalah,
sedangkan pimpinannya tidak harus detail
minded.
3.
Good judgement (pertimbangan/perhitungan sebelum melaksanakan
tindakan)
Sikap penuh pertimbangan yang matang
sebelum melaksanakan suatu tindakan
akan memperkecil resiko yang dihadapi
sekretaris sehingga tidak merugikan
pimpinan atau organisasinya. Untuk itu
sekretaris perlu memperhatikan langkah-
langkah berikut ini :
a. Mendalami
masalahyang dihadapi.
b.
Mempelajari dan menganalisa keterkaitan masalah yang dihadapi dengan
factor-faktor lain.
c. Membuat
beberapa alternative dengan membuat solusi masing-masing,
lalu
pilihlah solusi dengan resiko yang minimal.
d. Bertindak
sesuai dengan pertimbangan yang sudah dilakukan.
4. Resourcefulness
(panjang akal)
Sikap tisak gampang menyerah apabila
menemui kesulitan dalam pekerjaan. Ia
harus mencoba berbagai cara untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapinya,
dengan memakai akal sehatnya sebagai alat
penuntun.
5. Innitiative
(inisiatif)
Kemampuan mencari jalan keluar secara
mandiri dari setiap permasalahan yang
dihadapinya. Sikap ini dibutuhkan
sekretaris untuk menjalankan tugas kreatif.
Untuki bersikap inisiatif, sekretaris
perlu memperhatikan :
a. Dalam
batas wewenang sekretaris
Ia boleh
langsung mengerjakannya, misalnya memperindah hiasan ruangan,
merapikan
dan menyusun nomor-nomor telepon.
b. Diluar
wewenang sekretaris
Ia
sebaiknya berkonsultasi dengan pimpinannya sebelum melakukan tindakan
itu.
Contoh mengubah tata letak ruangan kantor, membeli peralatan kantor
yang
baru, dan lain-lain.
Selain lima sikap bekerja yang telah dibahas diatas,
sekretaris perlu memelihara human
relations yang baik dengan semua orang yang terkait dengan posisinya
sebagai sekretaris.
D. SIKAP SEKRETARIS DALAM
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
1. Discretion (bijakan)
Sekretaris harus bersikap hati-hati,
pandai menjaga mulut, menentukan mana yang boleh dikatakan dan mana yang tidak
boleh, menentukan hal yang harus diperbuat dan hal yang harus dihindari.
Contoh :
secara tidak sengaja sekretaris membaca surat berisi usulan
pemecatan seorang karyawan maka ia tidak boleh memberitahukan hal ini kepada
siapapun.
2. Consideration (pertimbangan)
Bersikap mempertimbangkan secara rasional tindakan yang akan
dilakukannya
dengan
menitikberatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi.
Contoh :
-
Sekretaris
mempunyai janji dengan pacarnya, namun tiba-tiba harus bekerja lembur, maka
sekretaris harus membatalkan janji dengan pacarnya.
-
Sekretaris
sedang mengetik surat ,
tiba-tiba ada tamu, maka sekretaris harus menemui tamunya dulu.
-
3.
Tactful (taktis)
Sikap hati-hati dan pandai memilih kata
dalam berbicara, sehingga membuat orang
lain merasa senang dalam berhubungan
dengannya, misalnya dalam hal :
a.
Memilih
kata yang tepat di dalam berbicara.
Pertama-tama kenali dulu siapa yang
menjadi lawan bicara. Kepada orang- orang terhormat, gunakanlah kata-kata yang
sopan : kepada orang-orang terhormat, gunakanlah kata-kata yang sopan : kepada
orang yang halus perasaannya, gunakan kata-kata yang tidak
menyinggung perasaannya sedangkan menghadapinya orang yang perlu dihadapi
dengan ketegasan, gunakanlah
kata-kata yang tegas.
b.
Tindakan
Sebelum berindak, cermati dulu situasi
dan kondisi pada saat itu. Misalnya :
pada saat pimpinan sedang gusar,
jangan mengajukan usulan proposal, karena cenderung akan ditolak.
c.
Komentar
Berilah komentar bila dianggap
perlu, dengan memilih kata-kata yang tepat.
Misalnya : bila
penampilan seseorang calon sekretaris terlihat kurang layak,maka sebaiknya diberi pengertian secara
halus agar ia tidak marah/tersinggung
perasaanya.
d. Memberi muka kepada orang lain
Bila perlu hal ini dilakukan dengan
pura-pura tidak dengar atau tidak mengetahui sesuatu. Misalnya: pada suatu hari
pimpinan sedang dimarahi atasannya,
kebetulan sekretaris melihatnya, maka sebaiknya si sekretaris pura-pura tidak
melihat atau pura-pura tidak mengetahuinya.
e.
Loyality (kesetiaan)
Bersikap setia dan jujur terhadap
pimpinan khususnya, perusahaan pada umumnya. Tumbuhnya sense of longing (rasa ikut memiliki), serta menjaga nama dan citra perusahaan. Loyalitas dapat
ditunjukan dalam bentuk tindakan :
1.
Jangan licik atau main curang
2. Bukan penghianat, bukan pula
pemfitnah
3. Selalu siap membantu kesulitan
ataupun kesibukan pempinan
4. Tenggang sara terhadap pimpinan ataupun
orang lain.
6. Objective
(obyektif)
Sikap menilai ataupun mempertimbangkan
suatu masalah haruslah rasional, jangan berdasarkan kepentingan atau perasaan
diri sendiri saja. Menilai sesuatu sebaiknya berdasarkan fakta, jangan
dikira-kirs atau hanya diduga.
hahaha.... skretaris pakai follow troug, apa gak salah
BalasHapus